Rabu, 31 Maret 2010

Menguji Dioda


Dengan jangkah OHM x1 k atau x100 penyidik merah ditempel pada katoda (ada tanda gelang) dan hitam pada anoda, jarum harus ke kanan. Penyidik dibalik ialah merah ke anoda dan hitam ke katoda, jarum harus tidak bergerak. Bila tidak demikian berarti kemungkinan diode rusak.
Cara demikian juga dapat digunakan untuk mengetahui mana anoda dan mana katoda dari suatu diode yang gelangnya terhapus.
Dengan jangkah VDC, bahan suatu dioda dapat juga diperkirakan dengan circuit pada gambar 10. Bila tegangan katoda­ anoda 0.2 V, maka kemungkinan dioda germanium, dan bila 0.6V kemungkinan dioda silicon.


Menguji Transistor


Transistor ekivalen dengan dua buah dioda yang digabung, sehingga prinsip pengujian dioda diterapkan pada pengujian transistor. Untuk transistor jenis NPN, pengujian dengan jangkah pada x100, penyidik hitam ditempel pada Basis dan merah pada Kolektor, jarum harus meyimpang ke kanan. Bila penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum harus ke kanan lagi.
Kemudian penyidik merah pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus tidak menyimpang dan bila penyidik hitam dipindah ke Emitor jarum juga harus tidak menyimpang.
Selanjutnya dengan jangkah pada 1 k penyidik hitam ditempel pada kolektor dan merah, pada emitor, jarum harus sedikit menyimpang ke kanan dan bila dibalik jarum harus tidak menyimpang. Bila salah satu peristiwa tersebut tidak terjadi, maka kemungkinan transistor rusak.
Untuk transitor jenis PNP, pengujian dilakukan dengan penyidik merah pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus meyimpang ke kanan. Demikian pula bila penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum arus menyimpang ke kanan lagi. Selanjutnya analog dengan pangujian NPN.


Kita dapat menggunakan cara tersebut untuk mengetahui mana Basis, mana Kolektor dan mana Emitor suatu transistor dan juga apakah jenis transistor PNP atau NPN. Beberapa jenis multimeter dilengkapi pula fasilitas pengukur hFE, ialah salah parameter penting suatu transistor.
Dengan circuit seperti pada gambar, dapat diperkirakan bahan transistor. Pengujian cukup dilakukan antara Basis dan Emitor, bila voltage 0.2 V germanium dan bila 0.6 V maka kemungkinan silicon.


Kamis, 18 Maret 2010

Pengukuran Resistor


RESISTOR PENGUKURAN RESISTOR: Mengukur dan menguji resistor pada kebanyakan orang mungkin sudah pada tahu, tetapi tidak ada salahnya kalau akan saya jelaskan, siapa tahu ada orang yang masih belum jelas. 1. Sebelum melakukan pengukuran resistor, terlebih dahulu melakukan kalibrasi. a. Putar saklar jangkauan ukur pada posisi Rx1 b. Hubungkan kedua ujung prober (+) dan (-). c. Jika jarum penunjuk bergerak ke kanan berarti multimeter dalam keadaan baik. d. Atur jarum penunjuk skala sampai tepat pada angka nol Ohm dengan cara memutar tombol pengatur posisi jarum. 2. Setelah melakukan kalibrasi, tempelkan masing-masing probe pada masing-masing kedua ujung resistor yang akan diukur. 3. Amati geraknya jarum penunjuk skala berhenti pada angka berapa dan pada skala berapa. 4. Apabila papan skala masih sulit terbaca maka atur saklar pemilih skala sampai mudah terbaca. Sebagai contoh : 1. Bila jarum penunjuk menunjuk angka 100 pada posisi Rx1 berarti hasil pengukuran adalah 100Ω, karena 100 x 1 = 100. 2. Bila jarum penunjuk menunjuk angka 100 pada posisi Rx10 berati hasil pengukuran adalah 1KΩ, karena 100 x 10 = 1000. Kode Warna Resistor:


Selasa, 02 Februari 2010

menggunakan multimeter


Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter
Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah ke Lubang paling kanan (V/Ohm).
Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yang berkapasitas 3,7V.
Lihat skala pada Multitester pd bagian V (Volt) ada dua yaitu:
DC Volt — (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb (Terdapat Polaritas + dan -)
AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya.
Umumnya yg digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll dipilih yg DC Volt –
Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai2 yang tertera pada bagian DC Volt tsb. Contoh: 200mV artinya akan mengukur tegangan yang maximal 0,2 Volt
2V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 2 Volt
20V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 20 Volt
200V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 200V
750V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 750V

Gunakan skala yang tepat utk pengukuran, misal Battere 3,6 Volt gunakan skala pada 20V. Maka hasilnya akan akurat misal terbaca : 3,76 Volt.
Jika menggunakan skala 2 V akan muncul angka 1 (pertanda overload/ melebihi skala)
Jika menggunakan skala 200V akan terbaca hasilnya namun tidak akurat mis terbaca : 3,6V atau 3,7 V saja (1digit belakang koma)
Jika menggunakan 750V bisa saja namun hasilnya akan terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan lsg tanpa koma)
Setelah object pengukuran sudah ada, dan skala sudah dipilih yang tepat, maka lakukan pengukuran dengan menempelkan kab el merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan muncul hasil pengukurannya.
Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif didepan hasilnya. Beda dengan Multitester Analog. Jika kabel terbalik jarum akan mentok kekiri.
NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze, dan bisa dicatat hasilnya.
Menggunakan Multitester sebagai pengukur kapasitas Condensator
Kondensator (Capasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad. Ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867).
Kondensator kini juga dikenal sebagai “kapasitor”, namun kata “kondensator” masih dipakai hingga saat ini.
Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya.
Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia “condensatore”, seperti bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.
Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering disebut kapasitor (capacitor).
Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).
Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu Farad = 9 x 1011 cm² yang artinya luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106 mikroFarad (µF), jadi 1 µF = 9 x 105 cm².
Satuan-satuan sentimeter persegi (cm²) jarang sekali digunakan karena kurang praktis, satuan yang banyak digunakan adalah:
* 1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad)
* 1 µF = 1.000.000 pF (piko Farad)
* 1 µF = 1.000 nF (nano Farad)
* 1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
* 1 pF = 1.000 µµF (mikro-mikro Farad)
Langkah pengukuran :
1. Pilih Skala bagian F dan pilih skala yg sesuai.
2. maka nilai yg tampil adalah nilai kapasitas kondensator tsb dgn satuan Farad atau Mikro Farad (10 pangkat -6) atau Nano Farad (10 pangkat -9) atau Piko Farad (10 pangkat -12) Farad.
Menggunakan Multitester Digital sebagai Pengukur Jalur (Kontinuitas)
1. Pilih Skala Buzzer, yang ada icon Sound atau ada LED nya. Jika kabel tester Merah dan hitam ditempelkan langsung maka Multitester akan berbunyi pertanda jalur OK. Tanpa hambatan (<50 Ohm). 2. Pilih object pengukuran. Misal akan mengukur jalur Power ON dari IC UEM kaki P7 ke Switch On off. Tempel salah satu kabel (bebas yg mana aja) ke kaki Switch ON Off, satu lagi ke kaki IC UEM P7 atau capasitor terdekatnya. Jika bunyi maka pertanda jalur bagus dan terhubung. Jika tidak bunyi, coba apakah sudag benar letak pengukurannya. Jika sudah dipastikan jalur putus dan harus di jumper. Menggunakan Multitester sebagai pengukur arus rangkaian 1. Pindahkan kabel merah ke 20A. Dan kabel hitam tetap di COM (ground). Dipilih lobang 20A karena akan mengukur arus yg > 0,2 A.
Misalnya akan mengukur arus pengisian battere. Salah satu cara antara lain salah satu kabel charger dipotong. Dan masing
2. Kabel ditempelkan ke kabel merah & kabel hitam Multitester. Lakukan pengukuran saat ponsel dicharger. Misalnya nilai yg tertera 0,725 berarti arus pengisian sebesar 0,725 A alais 725 mA.
Atau mencabut Sekring (Fuse) lalu tempelkan masing kabel ke masing-masing kutub sekring pada PCB. Lalu ukur hasilnya.
Mengukur Batere Lithium Original atau Palsu.
1. Kabel Merah tetap di 20A, kabel hitam di GND.
2. Skala tetap di 20A
3. Tempel kabel Merah di + batere
4. Tempel kbl hitam di – batere
5. lihat hasil yg muncul :
Jika secara refleks, menunjuk ke angka tertentu dan kembali ke Nol, pertanda Batere Lithium asli.
Jika hasilnya menunjuk ke angka tertentu, dan stabil. Pertanda Batere Lithium palsu, dan segera cabut kabel dari Batere. Karena Batere akan menjadi panas.. karena didalamya tidak ada rangkaian pengontrolnya.
Untuk Batere lithium asli, walaupun kbl ditempel terus ke batere, tdk masalah…
Makanya sering ponsel panas atau bahkan meledak saat dicharging. Karena menggunakan Batere Lithium palsu, yang tidak ada rangkaian pengontrolnya. Sehingga saat batere penuh, sensor BTEMP tidak bekerja. Maka batere yang telah penuh tersebut akan terus terisi sehingga menjadi panas panas dan akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan pada ponsel, atau bahkan bisa saja batere menjadi kembung dan dapat meledak.
Oleh karen itu gunakan selalu batere yang asli Lithium yang mengandung IC Pengontrol short Circuit didalamnya.

Untuk mengukur tagangan AC langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Pertama-tama harus diingat bahwa apakah yang diukur itu tegangan AC atau DC
2. Kita ukur tegangan AC.
3. Harus diingat pula batas ukurnya. Misalnya jaringan listrik PLN 220 Volt.
4. Saklar Batas Ukur menunjuk AC Volt, ke angka yang lebih tinggi dari batas ukur, misal ke angka 250 Volt.
5. Tempelkan colok yang satu ke + dn yang lain ke - karena yang akan diukur arus arusnya bolak-balik.
6. Pada waktu mengukut ini misalnya jarum penunjuk menunjuk angka 220, ini berarti tegangan PLN disitu 220 Volt. Tentu saja skala yang dipakai adalah yang batas kiri 0 dan batas kanan 250.

CARA MENGUKUR TEGANGAN DC
Untuk mengukur tegangan DC secara prinsip tak ubahnya dengan AC . Hanya perlu diperhatikan kabel colok alat ukur harus disambung/ditempelkan pada kutub dari sumber tegangan. Langkah-langkah pengukuran, adalah sbb :

1. Perlu diperhatikan Batas Ukur, Pencolok merah (+) dan pencolok hitam (-) , kutub positip ( + ) dan kutub negati ( - ).
2. Arahkan saklar menunjuk ke DC Volt. Pengukuran yang dikerjakan dalam keadaan arus mengalir (pengukuran dinamis), Saklar pada angka 10.
3. Waktu mengadakan pengukuran, colok merah (+) ditempatkan pada (+) dan colok hitam (-) ditempatkan pada (-).
4. Yang dibaca adalah skala 0-10. Misalnya menunjuk angka 1,5 , ini artinya tegangan arus = 1,5 Volt. Kalau saklar kita arahkan pada angka 50, maka saklar yang dibaca skala 0 - 50.



MENGUKUR KUAT ARUS DC
Untuk mengukur kuar arus dalam suatu rangkaian harus dalam keadaan terbuka.Langkah-langkahnya sbb :

1. Alat ini hanya dapat digunakan untuk menukur kuat arus DC saja. Kuat arus DC biasanya kecil. Karena itu alat ini hanya mencantumkan angka pengukuran sampai 500 mA.
2. Mengukur kuat arus DC dilakukan dengan cara sambungan seri dengan alat pemakai, misalnya lampu pijar. Saklar penunjuk diarahkan pada DC mA dengan memperhatikan batas ukur. Dipilih misalnyaangka 25.
3. Disini kita mengukur dalam keadaan hubungan terbuka. Karena itu putuskan hubungan.
4. Tempelkan colok merah pada kutub positip (+) dan colokhitam (-) pada kutub negatip (-).
5. Baca skala, jarum menunjuk pada angka berapa. itulah hasil pengukurannya.


Minggu, 31 Januari 2010

PENGGUNAAN MULTIMETER




Lembar Informasi
Multimeter sering disebut AVOmeter atau multitester, alat ini biasa
dipakai untuk mengukur harga resistansi (tahanan), tegangan AC (Alternating
Current), tegangan DC (Direct Current), dan arus DC. Bagian-bagian
multimeter seperti ditunjukkan gambar di bawah
Gambar 1. Multimeter / AVOmeter
Dari gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya :
1. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw),
berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara
memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng
pipih kecil.
2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust
Knob), berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol.
Caranya : saklar pemilih diputar pada posisi W (Ohm), test lead + (merah
2
dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol pengatur kedudukan
0 W diputar ke kiri atau ke kanan sehingga menunjuk pada kedudukan
0 W.
3. Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih posisi
pengukuran dan batas ukurannya. Multimeter biasanya terdiri dari empat
posisi pengukuran, yaitu :
a. Posisi W (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohmmeter, yang
terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10; dan K W
b. Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter
AC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
c. Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter
DC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
d. Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai
mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan
500.
Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu
dengan yang lain batas ukurannya belum tentu sama.
4. Lubang kutub + (V A W Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya
test lead kutub + yang berwarna merah.
5. Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat
masuknya test lead kutub - yang berwarna hitam.
6. Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk
memilih polaritas DC atau AC.
7. Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponenkomponen
multimeter.
8. Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk
besaran yang diukur.
9. Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
3
Menggunakan Multimeter
Pertama-tama jarum penunjuk meter diperiksa apakah sudah tepat
pada angka 0 pada skala DCmA , DCV atau ACV posisi jarum nol di bagian
kiri (lihat gambar 2 a), dan untuk skala ohmmeter posisi jarum nol di bagian
kanan (lihat gambar 2 b). Jika belum tepat harus diatur dengan memutar
sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk meter ke kiri atau ke kanan
dengan menggunakan obeng pipih (-) kecil.
DC
(a) (b)
Gambar 2. Kedudukan Normal Jarum Penunjuk Meter
a. Multimeter digunakan untuk mengukur resistansi
Untuk mengukur resistansi suatu resistor, posisi saklar pemilih
multimeter diatur pada kedudukan W dengan batas ukur x 1. Test lead
merah dan test lead hitam saling dihubungkan dengan tangan kiri,
kemudian tangan kanan mengatur tombol pengatur kedudukan jarum
pada posisi nol pada skala W. Jika jarum penunjuk meter tidak dapat
diatur pada posisi nol, berarti baterainya sudah lemah dan harus diganti
dengan baterai yang baru. Langkah selanjutnya kedua ujung test lead
dihubungkan pada ujung-ujung resistor yang akan diukur resistansinya.
Cara membaca penunjukan jarum meter sedemikian rupa sehingga mata
kita tegak lurus dengan jarum meter dan tidak terlihat garis bayangan
jarum meter. Supaya ketelitian tinggi kedudukan jarum penunjuk meter
berada pada bagian tengah daerah tahanan. Jika jarum penunjuk meter
berada pada bagian kiri (mendekati maksimum), maka batas ukurnya di
4
ubah dengan memutar saklar pemilih pada posisi x 10. Selanjutnya
dilakukan lagi pengaturan jarum penunjuk meter pada kedudukan nol,
kemudian dilakukan lagi pengukuran terhadap resistor tersebut dan hasil
pengukurannya adalah penunjukan jarum meter dikalikan 10 W. Apabila
dengan batas ukur x 10 jarum penunjuk meter masih berada di bagian kiri
daerah tahanan, maka batas ukurnya diubah lagi menjadi K W dan
dilakukan proses yang sama seperti waktu mengganti batas ukur x 10.
Pembacaan hasilnya pada skala KW, yaitu angka penunjukan jarum
meter dikalikan dengan 1 K W.
b. Multimeter digunakan untuk mengukur tegangan DC
Untuk mengukur tegangan DC (misal dari baterai atau power supply
DC), saklar pemilih multimeter diatur pada kedudukan DCV dengan batas
ukur yang lebih besar dari tegangan yang akan diukur. Test lead merah
pada kutub (+) multimeter dihubungkan ke kutub positip sumber
tegangan DC yang akan diukur, dan test lead hitam pada kutub (-)
multimeter dihubungkan ke kutub negatip (-) dari sumber tegangan yang
akan diukur. Hubungan semacam ini disebut hubungan paralel. Untuk
mendapatkan ketelitian yang paling tinggi, usahakan jarum penunjuk
meter berada pada kedudukan paling maksimum, caranya dengan
memperkecil batas ukurnya secara bertahap dari 1000 V ke 500 V; 250 V
dan seterusnya. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bila jarum
sudah didapatkan kedudukan maksimal jangan sampai batas ukurnya
diperkecil lagi, karena dapat merusakkan multimeter.
c. Multimeter digunakan untuk mengukur tegangan AC
Untuk mengukur tegangan AC dari suatu sumber listrik AC, saklar
pemilih multimeter diputar pada kedudukan ACV dengan batas ukur yang
paling besar misal 1000 V. Kedua test lead multimeter dihubungkan ke
kedua kutub sumber listrik AC tanpa memandang kutub positif atau
5
negatif. Selanjutnya caranya sama dengan cara mengukur tegangan DC
di atas.
d. Multimeter digunakan untuk mengukur arus DC
Untuk mengukur arus DC dari suatu sumber arus DC, saklar
pemilih pada multimeter diputar ke posisi DCmA dengan batas ukur 500
mA. Kedua test lead multimeter dihubungkan secara seri pada rangkaian
sumber DC (perhatikan gambar.3 di bawah)
Gambar 3. Multimeter untuk Mengukur Arus DC
Ketelitian paling tinggi akan didapatkan bila jarum penunjuk multimeter
pada kedudukan maksimum. Untuk mendapatkan kedudukan maksimum,
saklar pilih diputar setahap demi setahap untuk mengubah batas
ukurnya dari 500 mA; 250 mA; dan 0, 25 mA. Yang perlu diperhatikan
adalah bila jarum sudah didapatkan kedudukan maksimal jangan sampai
batas ukurnya diperkecil lagi, karena dapat merusakkan multimeter.


Kamis, 28 Januari 2010

Digital MultiMeter, sebagai alat ukur




PSU Simbokde, sebagai sumber

Kipas Casing, sebagai beban


Mengukur tegangan 12Volt & 5Volt, dari PSU

Pindah saklar putar pada skala DCV, pada angka lebih tinggi dari tegangan yg akan kita ukur, misalnya 20 (berarti DMM dalam kondisi mampu mengukur tegangan mulai dari NOL sampai 20Volt


Kemudian Hidupkan PSU
Untuk mengukur teg. 5Volt, pasang probe Merah pada kabel warna merah di molex PSU, dan probe Hitam pada kabel hitam pada molex PSU, lihat gambar dibawah:

Teg. yg terukur 5,23Volt

Untuk mengukur teg. 12Volt, pasang Probe Merah pada kabel warna Kuning di molex PSU, probe Hitam pada kabel hitam juga pada molex PSU , lihat gambar dibawah:

Pada gambar diatas, terlihat DMM menunjukkan teg. 12Volt PSU hanya terbaca 11,49Volt (dalam kondisi idle/tidak terbebani)

sekarang coba kita berbi beban sebuah kipas casng dgn spesifikasi 12Volt, 0,20Amp


dan lihat berapa tegangan yg keluar setelah diberi beban:

tegangan turun menjadi 11,36Volt

Kenapa tegangan keluaran PSU bisa turun? kejadian ini bisa terjadi dengan sebab sebagai berikut:
1. DMM tidak terkalibrasi dengan baik (kemungkinan ini sangat kecil terjadi walaupun bisa saja terjadi)
2. Kualitas Komponen PSU yg jelek (sehngga tidak mampu mempertahankan teg. output saat diberi beban.
3. Kumparan pada kipas tidak bagus kuaitasnya, mualai dari kualitas kawat tembaga, maupun kualitas gulungan kumparan tersebut pada saat di produksi

Mengukur Arus Listrik
Kalau pada percoba'an diatas, mengukur teg. DMM kita paralel dengan sumber tegangan (postif DMM ke positif Sumber, jg demikian degatifnya), tapi pada saat mengukur arus listrik, DMM di SERI antara Sumber arus dan Beban
Diagram Blok:


Pindahkan saklar putar, pada skala DCA, pilih skala sama dengan / diatas dari besar arus yg akan kita ukur, disini saya menggunakan skala 200mA
Kabel positif kipas di potong, kemudian, porbe merah DMM disambung dgn kabel yg dari arah positif molex warna kuning, dan probe hitam DMM dsambung ke positif kipas, sedangkan kabel negatif kipas langsung terhubung dengan kabel degatif dari molex warna hitam

Lihat berapa besar arus yg mengalir? sebesar 118mA / 0,18A

Dari dua ercoba'an diatas, yaitu pengukuran tegangan dan pengukuran arus, kta dapat mengetahui daya yg dibutuhkan oleh kipas tersebut

P = I. V

P = 0,18A x 11,36Volt
p= 2,00448Watt / 2Watt


sedangkan ada label 12Volt, 0,20A sekitar 2,4Watt

Selisih 0,4watt , selisih ini terjadi karena alasan yg sudah saya utarakan diatas

Sekian sedikit [b]Pengetahuan DASAR[b/] dalam menggunakan Alat Ukur Digital MultiMeter, maaf bila banyak kekurangan, kalau memang ada yg perlu ditambahkan, tolong ditambahkan, begitu juga bila ada yg perlu dikurangi, tolong diberitahukan


Bahagian Multimeter Analog & Fungsinya





Dari gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan
fungsinya :

(1) Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero
Adjust Screw), berfungsi untuk mengatur kedudukan
jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke
kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih
kecil.

(2) Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero
(Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur
jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar
pemilih diputar pada posisi (Ohm), test lead + (merah
dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol
pengatur kedudukan 0 diputar ke kiri atau ke kanan
sehingga menunjuk pada kedudukan 0 .

(3) Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk
memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya.
Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi
pengukuran, yaitu :

(4) Posisi (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai
ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10;
dan K 

(5) Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi
sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur :
10; 50; 250; 500; dan 1000.

(6) Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi
sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur :
10; 50; 250; 500; dan 1000.

(7) Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter
berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari
tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.

(8) Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe
multimeter yang satu dengan yang lain batas ukurannya
belum tentu sama.

(9) Lubang kutub + (V A Terminal), berfungsi sebagai
tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna
merah.


(10) Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi
sebagai tempat masuknya test lead kutub - yang
berwarna hitam.

(11) Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch),
berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.

(12) Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat
komponen-komponen multimeter.

(13) Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer), berfungsi
sebagai penunjuk besaran yang diukur.

(14) Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan
meter.


About Me

Foto Saya
Anwar Saputra
Bukittinggi, Sumatra Barat, Indonesia
Lihat profil lengkapku

Total Tayangan Halaman

Toko68
Free Domain

Mendapatkan DOllar

 

blog tutorial - IT & komputer Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha