Dengan jangkah OHM x1 k atau x100 penyidik merah ditempel pada katoda (ada tanda gelang) dan hitam pada anoda, jarum harus ke kanan. Penyidik dibalik ialah merah ke anoda dan hitam ke katoda, jarum harus tidak bergerak. Bila tidak demikian berarti kemungkinan diode rusak.
Cara demikian juga dapat digunakan untuk mengetahui mana anoda dan mana katoda dari suatu diode yang gelangnya terhapus.
Dengan jangkah VDC, bahan suatu dioda dapat juga diperkirakan dengan circuit pada gambar 10. Bila tegangan katoda anoda 0.2 V, maka kemungkinan dioda germanium, dan bila 0.6V kemungkinan dioda silicon.
Transistor ekivalen dengan dua buah dioda yang digabung, sehingga prinsip pengujian dioda diterapkan pada pengujian transistor. Untuk transistor jenis NPN, pengujian dengan jangkah pada x100, penyidik hitam ditempel pada Basis dan merah pada Kolektor, jarum harus meyimpang ke kanan. Bila penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum harus ke kanan lagi.
Kemudian penyidik merah pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus tidak menyimpang dan bila penyidik hitam dipindah ke Emitor jarum juga harus tidak menyimpang.
Selanjutnya dengan jangkah pada 1 k penyidik hitam ditempel pada kolektor dan merah, pada emitor, jarum harus sedikit menyimpang ke kanan dan bila dibalik jarum harus tidak menyimpang. Bila salah satu peristiwa tersebut tidak terjadi, maka kemungkinan transistor rusak.
Untuk transitor jenis PNP, pengujian dilakukan dengan penyidik merah pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus meyimpang ke kanan. Demikian pula bila penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum arus menyimpang ke kanan lagi. Selanjutnya analog dengan pangujian NPN.
Kita dapat menggunakan cara tersebut untuk mengetahui mana Basis, mana Kolektor dan mana Emitor suatu transistor dan juga apakah jenis transistor PNP atau NPN. Beberapa jenis multimeter dilengkapi pula fasilitas pengukur hFE, ialah salah parameter penting suatu transistor.
Dengan circuit seperti pada gambar, dapat diperkirakan bahan transistor. Pengujian cukup dilakukan antara Basis dan Emitor, bila voltage 0.2 V germanium dan bila 0.6 V maka kemungkinan silicon.
RESISTOR PENGUKURAN RESISTOR: Mengukur dan menguji resistor pada kebanyakan orang mungkin sudah pada tahu, tetapi tidak ada salahnya kalau akan saya jelaskan, siapa tahu ada orang yang masih belum jelas. 1. Sebelum melakukan pengukuran resistor, terlebih dahulu melakukan kalibrasi. a. Putar saklar jangkauan ukur pada posisi Rx1 b. Hubungkan kedua ujung prober (+) dan (-). c. Jika jarum penunjuk bergerak ke kanan berarti multimeter dalam keadaan baik. d. Atur jarum penunjuk skala sampai tepat pada angka nol Ohm dengan cara memutar tombol pengatur posisi jarum. 2. Setelah melakukan kalibrasi, tempelkan masing-masing probe pada masing-masing kedua ujung resistor yang akan diukur. 3. Amati geraknya jarum penunjuk skala berhenti pada angka berapa dan pada skala berapa. 4. Apabila papan skala masih sulit terbaca maka atur saklar pemilih skala sampai mudah terbaca. Sebagai contoh : 1. Bila jarum penunjuk menunjuk angka 100 pada posisi Rx1 berarti hasil pengukuran adalah 100Ω, karena 100 x 1 = 100. 2. Bila jarum penunjuk menunjuk angka 100 pada posisi Rx10 berati hasil pengukuran adalah 1KΩ, karena 100 x 10 = 1000. Kode Warna Resistor:
Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter
Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah ke Lubang paling kanan (V/Ohm).
Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yang berkapasitas 3,7V.
Lihat skala pada Multitester pd bagian V (Volt) ada dua yaitu:
DC Volt — (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb (Terdapat Polaritas + dan -)
AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya.
Umumnya yg digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll dipilih yg DC Volt –
Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai2 yang tertera pada bagian DC Volt tsb. Contoh: 200mV artinya akan mengukur tegangan yang maximal 0,2 Volt
2V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 2 Volt
20V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 20 Volt
200V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 200V
750V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 750V
Gunakan skala yang tepat utk pengukuran, misal Battere 3,6 Volt gunakan skala pada 20V. Maka hasilnya akan akurat misal terbaca : 3,76 Volt.
Jika menggunakan skala 2 V akan muncul angka 1 (pertanda overload/ melebihi skala)
Jika menggunakan skala 200V akan terbaca hasilnya namun tidak akurat mis terbaca : 3,6V atau 3,7 V saja (1digit belakang koma)
Jika menggunakan 750V bisa saja namun hasilnya akan terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan lsg tanpa koma)
Setelah object pengukuran sudah ada, dan skala sudah dipilih yang tepat, maka lakukan pengukuran dengan menempelkan kab el merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan muncul hasil pengukurannya.
Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif didepan hasilnya. Beda dengan Multitester Analog. Jika kabel terbalik jarum akan mentok kekiri.
NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze, dan bisa dicatat hasilnya.
Menggunakan Multitester sebagai pengukur kapasitas Condensator
Kondensator (Capasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad. Ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867).
Kondensator kini juga dikenal sebagai “kapasitor”, namun kata “kondensator” masih dipakai hingga saat ini.
Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya.
Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia “condensatore”, seperti bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.
Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering disebut kapasitor (capacitor).
Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).
Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu Farad = 9 x 1011 cm² yang artinya luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106 mikroFarad (µF), jadi 1 µF = 9 x 105 cm².
Satuan-satuan sentimeter persegi (cm²) jarang sekali digunakan karena kurang praktis, satuan yang banyak digunakan adalah:
* 1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad)
* 1 µF = 1.000.000 pF (piko Farad)
* 1 µF = 1.000 nF (nano Farad)
* 1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
* 1 pF = 1.000 µµF (mikro-mikro Farad)
Langkah pengukuran :
1. Pilih Skala bagian F dan pilih skala yg sesuai.
2. maka nilai yg tampil adalah nilai kapasitas kondensator tsb dgn satuan Farad atau Mikro Farad (10 pangkat -6) atau Nano Farad (10 pangkat -9) atau Piko Farad (10 pangkat -12) Farad.
Menggunakan Multitester Digital sebagai Pengukur Jalur (Kontinuitas)
1. Pilih Skala Buzzer, yang ada icon Sound atau ada LED nya. Jika kabel tester Merah dan hitam ditempelkan langsung maka Multitester akan berbunyi pertanda jalur OK. Tanpa hambatan (<50 Ohm).
2. Pilih object pengukuran. Misal akan mengukur jalur Power ON dari IC UEM kaki P7 ke Switch On off. Tempel salah satu kabel (bebas yg mana aja) ke kaki Switch ON Off, satu lagi ke kaki IC UEM P7 atau capasitor terdekatnya. Jika bunyi maka pertanda jalur bagus dan terhubung. Jika tidak bunyi, coba apakah sudag benar letak pengukurannya. Jika sudah dipastikan jalur putus dan harus di jumper.
Menggunakan Multitester sebagai pengukur arus rangkaian
1. Pindahkan kabel merah ke 20A. Dan kabel hitam tetap di COM (ground). Dipilih lobang 20A karena akan mengukur arus yg > 0,2 A.
Misalnya akan mengukur arus pengisian battere. Salah satu cara antara lain salah satu kabel charger dipotong. Dan masing
2. Kabel ditempelkan ke kabel merah & kabel hitam Multitester. Lakukan pengukuran saat ponsel dicharger. Misalnya nilai yg tertera 0,725 berarti arus pengisian sebesar 0,725 A alais 725 mA.
Atau mencabut Sekring (Fuse) lalu tempelkan masing kabel ke masing-masing kutub sekring pada PCB. Lalu ukur hasilnya.
Mengukur Batere Lithium Original atau Palsu.
1. Kabel Merah tetap di 20A, kabel hitam di GND.
2. Skala tetap di 20A
3. Tempel kabel Merah di + batere
4. Tempel kbl hitam di – batere
5. lihat hasil yg muncul :
Jika secara refleks, menunjuk ke angka tertentu dan kembali ke Nol, pertanda Batere Lithium asli.
Jika hasilnya menunjuk ke angka tertentu, dan stabil. Pertanda Batere Lithium palsu, dan segera cabut kabel dari Batere. Karena Batere akan menjadi panas.. karena didalamya tidak ada rangkaian pengontrolnya.
Untuk Batere lithium asli, walaupun kbl ditempel terus ke batere, tdk masalah…
Makanya sering ponsel panas atau bahkan meledak saat dicharging. Karena menggunakan Batere Lithium palsu, yang tidak ada rangkaian pengontrolnya. Sehingga saat batere penuh, sensor BTEMP tidak bekerja. Maka batere yang telah penuh tersebut akan terus terisi sehingga menjadi panas panas dan akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan pada ponsel, atau bahkan bisa saja batere menjadi kembung dan dapat meledak.
Oleh karen itu gunakan selalu batere yang asli Lithium yang mengandung IC Pengontrol short Circuit didalamnya.
Untuk mengukur tagangan AC langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Pertama-tama harus diingat bahwa apakah yang diukur itu tegangan AC atau DC
2. Kita ukur tegangan AC.
3. Harus diingat pula batas ukurnya. Misalnya jaringan listrik PLN 220 Volt.
4. Saklar Batas Ukur menunjuk AC Volt, ke angka yang lebih tinggi dari batas ukur, misal ke angka 250 Volt.
5. Tempelkan colok yang satu ke + dn yang lain ke - karena yang akan diukur arus arusnya bolak-balik.
6. Pada waktu mengukut ini misalnya jarum penunjuk menunjuk angka 220, ini berarti tegangan PLN disitu 220 Volt. Tentu saja skala yang dipakai adalah yang batas kiri 0 dan batas kanan 250.
CARA MENGUKUR TEGANGAN DC
Untuk mengukur tegangan DC secara prinsip tak ubahnya dengan AC . Hanya perlu diperhatikan kabel colok alat ukur harus disambung/ditempelkan pada kutub dari sumber tegangan. Langkah-langkah pengukuran, adalah sbb :
1. Perlu diperhatikan Batas Ukur, Pencolok merah (+) dan pencolok hitam (-) , kutub positip ( + ) dan kutub negati ( - ).
2. Arahkan saklar menunjuk ke DC Volt. Pengukuran yang dikerjakan dalam keadaan arus mengalir (pengukuran dinamis), Saklar pada angka 10.
3. Waktu mengadakan pengukuran, colok merah (+) ditempatkan pada (+) dan colok hitam (-) ditempatkan pada (-).
4. Yang dibaca adalah skala 0-10. Misalnya menunjuk angka 1,5 , ini artinya tegangan arus = 1,5 Volt. Kalau saklar kita arahkan pada angka 50, maka saklar yang dibaca skala 0 - 50.
MENGUKUR KUAT ARUS DC
Untuk mengukur kuar arus dalam suatu rangkaian harus dalam keadaan terbuka.Langkah-langkahnya sbb :
1. Alat ini hanya dapat digunakan untuk menukur kuat arus DC saja. Kuat arus DC biasanya kecil. Karena itu alat ini hanya mencantumkan angka pengukuran sampai 500 mA.
2. Mengukur kuat arus DC dilakukan dengan cara sambungan seri dengan alat pemakai, misalnya lampu pijar. Saklar penunjuk diarahkan pada DC mA dengan memperhatikan batas ukur. Dipilih misalnyaangka 25.
3. Disini kita mengukur dalam keadaan hubungan terbuka. Karena itu putuskan hubungan.
4. Tempelkan colok merah pada kutub positip (+) dan colokhitam (-) pada kutub negatip (-).
5. Baca skala, jarum menunjuk pada angka berapa. itulah hasil pengukurannya.
PSU Simbokde, sebagai sumber Kipas Casing, sebagai beban
Mengukur tegangan 12Volt & 5Volt, dari PSU
Pindah saklar putar pada skala DCV, pada angka lebih tinggi dari tegangan yg akan kita ukur, misalnya 20 (berarti DMM dalam kondisi mampu mengukur tegangan mulai dari NOL sampai 20Volt
Kemudian Hidupkan PSU
Untuk mengukur teg. 5Volt, pasang probe Merah pada kabel warna merah di molex PSU, dan probe Hitam pada kabel hitam pada molex PSU, lihat gambar dibawah:
Teg. yg terukur 5,23Volt
Untuk mengukur teg. 12Volt, pasang Probe Merah pada kabel warna Kuning di molex PSU, probe Hitam pada kabel hitam juga pada molex PSU , lihat gambar dibawah:
Pada gambar diatas, terlihat DMM menunjukkan teg. 12Volt PSU hanya terbaca 11,49Volt (dalam kondisi idle/tidak terbebani)
sekarang coba kita berbi beban sebuah kipas casng dgn spesifikasi 12Volt, 0,20Amp
dan lihat berapa tegangan yg keluar setelah diberi beban:
tegangan turun menjadi 11,36Volt
Kenapa tegangan keluaran PSU bisa turun? kejadian ini bisa terjadi dengan sebab sebagai berikut:
1. DMM tidak terkalibrasi dengan baik (kemungkinan ini sangat kecil terjadi walaupun bisa saja terjadi)
2. Kualitas Komponen PSU yg jelek (sehngga tidak mampu mempertahankan teg. output saat diberi beban.
3. Kumparan pada kipas tidak bagus kuaitasnya, mualai dari kualitas kawat tembaga, maupun kualitas gulungan kumparan tersebut pada saat di produksi
Mengukur Arus Listrik
Kalau pada percoba'an diatas, mengukur teg. DMM kita paralel dengan sumber tegangan (postif DMM ke positif Sumber, jg demikian degatifnya), tapi pada saat mengukur arus listrik, DMM di SERI antara Sumber arus dan Beban
Diagram Blok:
Pindahkan saklar putar, pada skala DCA, pilih skala sama dengan / diatas dari besar arus yg akan kita ukur, disini saya menggunakan skala 200mA
Kabel positif kipas di potong, kemudian, porbe merah DMM disambung dgn kabel yg dari arah positif molex warna kuning, dan probe hitam DMM dsambung ke positif kipas, sedangkan kabel negatif kipas langsung terhubung dengan kabel degatif dari molex warna hitam
Lihat berapa besar arus yg mengalir? sebesar 118mA / 0,18A
Dari dua ercoba'an diatas, yaitu pengukuran tegangan dan pengukuran arus, kta dapat mengetahui daya yg dibutuhkan oleh kipas tersebut
P = I. V
P = 0,18A x 11,36Volt
p= 2,00448Watt / 2Watt
sedangkan ada label 12Volt, 0,20A sekitar 2,4Watt
Selisih 0,4watt , selisih ini terjadi karena alasan yg sudah saya utarakan diatas
Sekian sedikit [b]Pengetahuan DASAR[b/] dalam menggunakan Alat Ukur Digital MultiMeter, maaf bila banyak kekurangan, kalau memang ada yg perlu ditambahkan, tolong ditambahkan, begitu juga bila ada yg perlu dikurangi, tolong diberitahukan
Dari gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan
fungsinya :
(1) Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero
Adjust Screw), berfungsi untuk mengatur kedudukan
jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke
kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih
kecil.
(2) Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero
(Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur
jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar
pemilih diputar pada posisi (Ohm), test lead + (merah
dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol
pengatur kedudukan 0 diputar ke kiri atau ke kanan
sehingga menunjuk pada kedudukan 0 .
(3) Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk
memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya.
Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi
pengukuran, yaitu :
(4) Posisi (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai
ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10;
dan K
(5) Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi
sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur :
10; 50; 250; 500; dan 1000.
(6) Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi
sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur :
10; 50; 250; 500; dan 1000.
(7) Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter
berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari
tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.
(8) Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe
multimeter yang satu dengan yang lain batas ukurannya
belum tentu sama.
(9) Lubang kutub + (V A Terminal), berfungsi sebagai
tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna
merah.
(10) Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi
sebagai tempat masuknya test lead kutub - yang
berwarna hitam.
(11) Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch),
berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.
(12) Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat
komponen-komponen multimeter.
(13) Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer), berfungsi
sebagai penunjuk besaran yang diukur.
(14) Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan
meter.